Jumat, 21 Januari 2011

Silamku

Hampir di depan pergantian tahun,
dua tahun lalu yang ku ingat:
aku terjaga lelah membuang waktu
merebahkan semua kekosongan ini
Dia yang ku reka mengusik, akhirnya datang juga
Aku menemuinya,
tapi aku gugup tak berdaya

Di hamparan ini aku bisu,

begitupun dengannya
Di hamparan ini, angin bersiul dan dedaun itu melambai-lambai kepadanya yang masih tertegun

Batuk kecil memulai pembicaraan

Kau tahu dia bicara apa ?
Maaf, tidak kuceritakan
Di sudut sana hanya ada binar sayup lampu teras

Ia melanjutkan perkataan

dan aku hanyut dalam pembicaraan panjangnya
Sedari tadi aku juga hanya tertegun berkedip pada sinar di atas langit itu
Yang aku dengar hanya pembicaraan terakhirnya

pandangan itu masuk jauh ke dalam binar matanya

kenapa aku ?
dia bicara apa barusan ?
Kenapa harus pernyataan itu yang ku dengar? yang jelas-jelas tidak bisa ku jawab
Ada beban di celah hati,
ia menyudahi pembicaraan
dan aku masih tertegun kaku

Ia memutarbalik tubuhnya dan berjalan dengan payah

Tapi,
dedaun itu tidak lagi melambai sayup
"keadaan menjadi hening"

Aku terkantuk menatap langit-langit kamar dan membawaku kembali terjaga

Tetapi..
pagi membuatku teringat apa yang sebenarnya terjadi tadi malam

mimpi atau bukan ya ?

Kali ini aku bodoh sekali
Mengapa perasaan ku begitu remuk saat siluet wajahnya tertunduk layu
dan langkah kaki yang sangat payah
kenapa aku ?

Aku kehilangan..

maaf..
Aku baru mengerti perasaanku sendiri

(arti cinta di pertemuan terakhir) 13.01.11

Pahlawan Kesepianku

Hampir setiap hari mulai hening
jiwa-jiwa terus bergejolak
meratapi kepergian prajurit Pringga Dani,
hal itulah yang membuat mereka harus bertahan dan melawan

Di hari-hari itulah ada kebimbangan,
kebimbangan dan keputusasaan buah hati dewi arimbi,
ia terlalu lemah untuk melawan kesepiannya daripada musuh-musuh tak berhati itu

mengorbankan diri untuk memperjuangkan orang terkasihnya

semua hampir lumpuh dan luluh lantah,
keadaan tegang mulai menghening,
jiwa yang berkobar semakin padam

siapapun tak dapat menolak tombak-tombak kutukan itu
Dan,
mengapa sang panglima pringga dani begitu menyentuh ?
saat kuketahui ia sangat kesepian,
sepi itu pula yang menemaninya sampai perjuangannya berakhir

pahlawan kesepianku tak bisa melawan tombak konta wijayadanu,
benar-benar menjadikan jelata terpukul dan kehilangan,
begitupun aku

Itu masalalu,
tetapi aku bisa cukup mengenal dan melihat mu di kota kesepianku

(Bundaran Patung Gatotkaca, Solo) 14.01.11

Karat

Besi tua ini telah lama tak terjamah
Bahkan oleh pemiliknya,
yang selalu membawanya kemanapun
Tampak keterpaduan yang gagah nan rumit
Membawanya dengan laju kecepatan semaunya

Aku mendapatkan hal yang kurang menyenangkan ini
Ini curang !
Membawa mesin kotor ini dan memandikannya
Aku memanjakannya mesra,
lebih dari sang pemilik
Dan,
ia pun nyaman atas sentuhanku

Ini masih curang !
Lelaki itu selalu dibawanya dengan senang hati kemanapun
Sedangkan aku ?
Memoles lekuk indah tubuhnya,
dan tak pernah sesenang itu

Tapi tak apalah, gumamku
Menikmati sejuknya bulir-bulir gelembung sabun
Menikmati dinginnya percik air setiap aliran
Dan saling menyiram karena pantulan airnya

Dan aku lebih tahu !
Kujamah seluruh tubuhnya,
penuh mesra dan kekesalan pada lelaki itu
Kutemui besi bertanah dan penuh karat,
tak segagah saat ditumpanginya

Gelembung putih tadi berubah warna,
cokelat menyedihkan
Dan aku masih lebih tahu !
Sayap tubuhnya patah, rusak,
menyedihkan

Aku terlebih orang lain,
yang lebih mengetahui seperti apa kau menjaganya,
Aku lebih memilikinya,
memiliki kekurangan dan perasaannya

Kau kalah sedih !
Mesinmu tak sesenang saat kau kemanapun bersamanya


14.01.11

Maaf

aku tahu kau tak pernah berbohong
dan
itu adalah sebuah kebohongan

bukan satu
tapi lebih dari itu
kepada diri sendiri, orang sekitar
bahkan lebih
kepadaNya

kenapa harus ada bohong ?
tak apalah
lebih baik
dibanding omong kosong

jadi
mana yang lebih baik ?
memang tidak ada

setergantung apapun alasan dan tujuan itu
bohong adalah
hal yang membuat hati tak damai
dan tak setenang jujur
yang menyakitkan


15.01.11

Air

aku menjelaskan kepada detik

akulah sang air
air yang tak kokoh
air yang sangat biasa
air yang kosong

kalian mencintaiku
membutuhkanku
mencari dan
melindungiku

kau menyentuhku
aku tak demikian,
aku penuh pengharapan
dan begitulah
dengan kalian
kau menikmati tubuhku,
menenggelamkanku dengan mesra
kau mendapatiku,
dan akupun
menghidupimu

sepenuh hatiku sebagai air,
aku tak ingin kau
mencampakkanku
aku tak ingin tersiakan
dan
aku
tak ingin kau menangis

karena aku
tak ingin terbuang
karena aku
senyawamu
dan karena aku,
tak ingin kau kesepian karena meluapkan kesedihanmu
dengan
kehilanganku

aku masih sendiri,
belum menyatu
sungguh aku
tak ingin
mengubah keadaan

aku pilu
bimbang
dan bersalah

dalam kesepianku,
aku mendapati diriku dengan
diriku yang seutuhnya
aku harus menjadi,
air gagah
keras
dan deras

aku telah meninggalkan,
kau dan
diriku sendiri
Dunialah yang telah mengubah diriku
sungguh maafkan,
setulusnya
aku tak ingin

kini,
tak berbalas mesra
aku menenggelamkanmu
dengan
kemarahanku.
aku memaksamu,
terhanyut
dalam derasku
aku menenggelamkanmu
dengan kasar
dan keji

maaf
untukmu
yang mencintaiku
kita tak saling menjaga
hidup
dan perasaan masing-masing

kau tahu ?
aku masih akan
menjadi,
air yang lembut,
air yang menyejukkan
air yang menghangatkan
air yang bermakna

Aku jugalah,
sang air yang penuh rasa,
penuh perasaan
walau
terkadang
Aku menjadi air
yang begitu kau benci

tapi
aku masih sehangat dulu
aku akan menghanyutkan
perasaan
siapapun
yang kau mau

17.01.11